Senin, 20 September 2010

Embun Pagi

Pagi ini q susah sekali mendapatkan embun pagi yg biyasa bergelantungan di pucuk dedaunan dan dirumput liyar yg masih tumbuh di perkampungan q.
Kampung q yg biyasanya terlihat indah kini berubah mejadi menakutkan keadan alam tidaklah bersahabat lg terhadap penghuninya yg tak lg ramah terhadap alam ini musim tak lg tepat datang pada waktu yg biyasa. Penghujan kerap datang di musim kemaraow hujan turun sekehendaknya talagi dibatasi waktu yg tertentu hujan turun dari waktu sore hinga pagi tiba.
Mataharipun malu muncul pada waktonya seolah merasa kedininan ter guyur hujan air embun pun berbaur dengan tetesan gerimis yg membersihkan sisa-sisa air hujan dari semalam. Sawah sungai dan kolam tak mampu lg menampung air hujan yg turun sehinga rumah pun menjadi penampunn air hujan pak tnipun seolah tak mau kalah dengan hal ini. Iyapun menyunbangkan air matanya tuk membanjiri bumi pertiwi ini. Padi palawija dan sayuran yg iya tanam pun hanyut terbawa arus terendam seiring derasnya cuauran airmata dan pedihnya goresan didalam hatinya seiring jeritan anaknya yg menuntut pembayaran iyuran bulanan sekola. Sang isteri menjerit pilu seiring tuntutan asap dapur yg tak lagi mudah mengebul. Entah apa yg harus lg di lakukan untuk mengembalikan tuntutan alam yg meyenang kan,...yg bisa memberi kesejahteran ter hadap segenap alam....

Minggu, 19 September 2010

Embun dipagihari..!

Pagi yg indah chaya mentari meyinari pagi ini.
Walaw semalam di guyur hujan. Jalan becek.
Namun semangat warga di sebuah desa kecil tetap nampak yata. Warga yg pada umumnya seorang petani. Yg tiyaP pagi sehabis subuh pergi keladang ataw kesawah.
Dingin sunguh dinin rasanya hawa di kampung tersebut. Air embun pagi yg masih bercampur dengao sisa air hujan semalam masih ber gelantungan di dedaunan dan rumput ilalang. Kalaitu aq masih terduduk diatasbangku q peluk ke2dengkulku. Mmenghadap meja yg terdapat segelas kopi panas dan sepiring kuweh bikinan ibu tercinta q.
Q lihat hilir mudik petani membawa peralatanya iya ramah meyapa q dengan bahasa has di kampung q sugeng enjing mas. Sambil mengangukan kepala. Terhadap q. Q balas dengan snyuman seraya q jawab sapanya ejing pa. Namun kedua bolamata q terpaku kegadis cantik di belakang patani gadis berjilbab rapi menggendong bakul di belakangnya.